"Tempe bongkrek enak dimakan dan menggugah selera.."
Fact Or Fiction...??
FAKTA..!
Tempe bongkrek adalah tempe yang dibuat dari ampas kelapa dimana sangat berpeluang untuk terkontaminasi oleh bakteri Pseudomonas cocovenenans. Didalam tempe bongkrek, bakteri ini akan memproduksi toksin tahan panas yang menyebabkan keracunan pada orang yang mengkonsumsinya. Toksin yang diproduksi Pseudomonas cocovenenans ada 2, yaitu asam bongkrek (tidak berwarna, sejenis asam lemak tidak jenuh) dan toksoflavin (berwarna kuning, struktur mirip dengan riboflavin). Asam bongkrek memobilisasi glikogen didalam liver, menyebabkan hiperglikemi lalu hipoglikemi dan menghambat pembentukan ATP yang bisa menyebabkan kematian, sementara toksoflavin menghasilkan hidrogen peroksida yang toksik terhadap sel.
Bakteri Pseudomonas cocovenenans timbul dikarenakan proses fermentasi yang tidak sempurna dimana akan menghasilkan enzim tertentu yang bisa memecah sisa minyak kelapa dalam tempe bongkrek. Proses tersebut menghasilkan asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, asam lemak akan mengalami pemecahan yang membentuk asam bongkrek dan sebagian toksoflavin. Baik asam bongkrek maupun toksoflavin, masih tetap bertahan pada pemanasan tinggi sampai suhu 120oC.
Keberadaan asam bongkrek menyebabkan kapang tidak bisa tumbuh dengan baik, sehingga miselium kapang dipermukaan tempe bongkrek yang dicurigai mengandung asam bongkrek terlihat tipis. Jika mengandung toxoflavin, tempe bongkrek akan terlihat berwarna kuning (normalnya putih). Tapi, karena toksinnya yang sangat letal, sebaiknya hindari mengkonsumsi tempe bongkrek.Beberapa kasus keracunan akibat tempe bongkrek sering terjadi, menurut Prof. Rubiyanto Misman Pakar dari Fakultas Biologi Unsoed penyebab keracunan ini bukan disebabkan oleh bakterinya, namun dikarenakan oleh asam bongkrek yang dihasilkan bakteri. ''Selain asam bongkrek yang bersifat racun dan tidak berwarna, ada toxoplasma yang berwarna kuning,'' tambahnya.
Baik tempe gembus maupun tempe bongkrek merupakan makanan klangenan atau kegemaran. Rasanya enak bagi yang menyukai. Proses fermentasi tempe gembus dan bongkrek sama. Perbedaan terletak pada kandungan lemaknya. Tempe gembus yang terbuat dari bungkil minyak kelapa kandungan lemaknya rendah, yakni 3%-4%, karena proses pembuatannya menggunakan mesin pres. Menurut mantan rektor Unsoed itu, bakteri Pseudomonas Cocovenenans tidak tumbuh di media yang kadar lemaknya rendah. Tetapi tumbuh di tempe bongkrek yang kadar lemaknya 10%-12%. Kadar lemak yang tinggi disebabkan proses pembuatan minyak kelapa tradisional menggunakan tangan. Asam bongkrek yang masuk tubuh manusia merusak susunan gula darah sehingga tidak bisa mengikat oksigen. Akibatnya, penderita keracunannya menimbulkan gejala seperti sesak napas. Disusul tekanan darah yang tiba-tiba tinggi dan akhirnya drop sampai korban meninggal.
Jika tempe bongkrek sudah berwarna kekuningan, semestinya makanan tersebut tidak dikonsumsi. Sebab, dalam kondisi tersebut, tempe bongkrek sudah ditumbuhi Pseudomonas cocovenenans dan timbul asam bongkrek. Jadi, berwaspadalah terhadap makanan yang anda makan. ”Mencegah lebih baik dari pada mengobati”
SUMBER :
http://www.suaramerdeka.com/harian/0708/02/nas05.htm
http://ilmupangan.blogspot.com/2010/07/tempe-bongkrek.html
By : LITBANG HIMAGHITA
(Iswara-Ganang-Lulis-Via-Pipit-Opie-Uyun)
Pasti Nyalaaaa...!!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar